Selasa, 18 November 2014

KAMU DAN SECANGKIR TEH HANGAT


Selamat pagi matahariku, terima kasih untuk setiap pancaran kehangatan. Meski di luar angin sedang semilir dan mentari nampaknya sedang mengintip malu enggan muncul, namun di sini ada hangat yang selalu tersemat.

Ternyata pagi sudah datang kembali, tak terasa 24 jam berlalu begitu cepat. Dan aku bahagia, karena itu artinya waktu menunggumu tak lama untuk kulewati. Di sini aku sedang menanti, menunggu setiap perjumpaan yang tak pernah kita rencanakan.

Sabtu, 15 November 2014

KISAH (KITA)


Entah kapan semua kisah ini bermula.

Ada aku
dan kamu.

Kamu tiba-tiba hadir menawarkan kebahagiaan
kamu datang membawa penawar luka dan nestapa
menyembuhkan segala duka, mengubahnya menjadi tawa.

Awalnya hanya ada aku dan kamu, namun kini keduanya pergi dan tergantikan oleh kita
kita yang dipersatukan dalam sebuah kedekatan yang tak pernah direncanakan
kita yang sesekali berbeda namun selalu berusaha menyelaraskan nada
kita yang jauh namun senantiasa utuh, meski sesaat riuh.

Selasa, 19 Agustus 2014

BARANGKALI AKU LUPA





Barangkali aku lupa aroma harum parfummu
Yang merebak memenuhi seluruh isi ruang hati
Perlahan wangi pun pudar terganti oleh hambar

Barangkali aku lupa lembutnya sentuhanmu
Yang setiap katanya tak kan kulupakan kehalusannya
Hingga semua kata kini hanya mampu mengambang

Barangkali aku lupa hangatnya tatapanmu
Yang malu-malu bersembunyi di balik jendela
Aku berusaha mencarinya di sana, tetapi kosong

Barangkali aku lupa merdunya suaramu
Irama yang senantiasa menenangkan nurani
Kini berganti gaduh, meronta-meronta sakit

Barangkali aku lupa kapan terakhir kita berjumpa
Yang setiap perjumpaan terasa amat sangat berarti
Bahkan pertemuan dalam mimpi pun selalu kunanti

Barangkali aku lupa karena aku terlalu merindukanmu

Rabu, 13 Agustus 2014

HATI TAK BISA DIAJAK KOMPROMI




Bicara perkara hati bukanlah hal yang mudah. Terkadang apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu inginkan tak sesuai dengan kemauan hati.

Persoalan hati sulit sekali dipahami, ia terlalu manja. Terkadang tidak masuk akal, tidak sesuai dengan logika. Hati terlalu banyak maunya. Apalagi wanita, hatinya sangat mudah tersentuh, karena segala hal yang terjadi mereka libatkan hatinya. Terluka, itulah akhirnya. Hati sangatlah sensitif, gores sedikit saja pedih pun terasa. Perih tak selamanya harus terluka, itulah kata kunci sang hati.

Entahlah apa maunya hati, tak bisa diajak kompromi, maunya menang sendiri. Tiba-tiba menangis, seketika tertawa terbahak-bahak. Bukan bukan gila, tapi ia menyeimbangkan. Seperih apapun ia tersakiti, hati selalu punya cara untuk mengobati.

Tapi hati seringkali merasa kecil, berusaha mengalah pada logika. Namun, pada akhirnya hatilah yang ingin menang. Omong kosong pada logika, jika hati terlanjur terpatri maka selamanya akan terukir di sana. Berhati-hati berurusan dengan hati, karena hati tak bisa diajak kompromi. 

Jumat, 16 Mei 2014

SEANDAINYA


Seandainya.

Seandainya aku berkuasa atas apa-apa yang kurasa.
Akan kubunuh rasa yang mampu melumpuhkan ingatan.
Akan kubangkitkan rasa yang mampu membuatku terbang melayang.
Namun aku hanyalah budak perasaan yang hanya mampu menengadahkan tangan,
memohon yang terbaik untuk ruang kosong yang tersisa.
Berharap ada sosok elok yang sering menengok, 
mengetuk pintu yang tak pernah terketuk.

Kamis, 15 Mei 2014

MENYAPA (LAGI)





Tepat sebulan sudah aku mengabaikan blog ini. Rasanya seperti ada yang hilang, aku tak bisa mengekspresikan apa yang kurasa. Menulis sejatinya sebagai obat dari segala kegelisahan. Hasrat menulisku perlahan menghilang, tergantikan oleh kegelisahan perasaan yang tak mampu terungkapkan. Jemari seolah kaku, tak mampu lagi merangkai kata. Bibir hanya membisu, membungkam segala isi hati yang bergejolak. Diam bukanlah obat dari segala gundah. Emosi yang semakin menggunung sudah butuh amunisi, meledakkan segala atom perusak pikiran dan perasaan.

Ketika aku tak sanggup menuliskan apa yang kurasa, di saat itulah sebenarnya aku tersiksa. Termenung pada kejadian-kejadian yang tersusun, terpaksa menikmati segala yang bukan dari hati. Hati seolah dipaksa bungkam, menuruti setiap rentetan tragedi yang entah tak pernah kutahu diamanakah muaranya. Aku bukanlah pecundang yang hanya bisa bersembunyi, seolah tak peduli dengan segala yang terjadi. Seperih apapun yang terjadi, aku akan selalu mengikuti, menjalani meski tak menikmati.

Kemanapun aku pergi, pada akhirnya aku pasti kembali. Kapanpun aku bisa bersembunyi, namun jika waktunya tiba aku akan kembali menyapa. Menyapa apa-apa yang tak mampu kulupa.

Selasa, 15 April 2014

GETARAN




Perlahan frekuensi yang ada sangat rendah. Semakin bertambahnya waktu, semakin besar pula frekuensi yang dihasillkan. Semakin besar, semakin besar, dan akhirnya aku mampu merasakan getarnya.


Perlahan gerakannya stabil. Tetap. Masih kurasakan getaran yang sama dengan amplitudo yang sama. Semakin lama, jantung terasa berdegub, bergetar hebat. Getaran ini mampu menggerakkan apa-apa yang sejatinya hanya ingin diam termenung. Semoga getaran ini tak berpotensi gempa. Aku takut ia memporak-porandakan banyak hal yang sudah kutata rapi.

Jumat, 04 April 2014

ENGKAU YANG SELALU ADA



Terima kasih ya Allah, untuk waktu yang tak pernah terlewatkan sedetikpun untuk mengawasi hamba.
Terima kasih ya Allah, untuk cinta, kasih, dan sayang yang tak pernah berakhir.
Terima kasih ya Allah, untuk ruang yang telah Engkau berikan sehingga hamba dapat bebas bergerak.
Terima kasih ya Allah, untuk oksigen yang dapat dengan bebas hamba hirup tanpa takut kehabisan.
Terima kasih ya Allah, untuk segala kemudahan yang telah engkau berikan di setiap langkah hamba.
Terima kasih ya Allah, untuk uluran tangan yang selalu ada di kala hamba dalam kesulitan.
Terima kasih ya Allah, selama ini selalu ada untuk hamba. Engkau selalu ada di setiap hembusan nafas, di setiap aliran darah, dan di setiap degup jantung.

MERACAU #2


Maaf, malam ini ijinkan aku bebas meracau. Sudah sejak lama ada sepi yang semakin menjadi-jadi. Hampa. Entahlah, banyak keganjilan yang mulai kurasa. Ada tangis yang tersamarkan oleh tawa. Tawa membahana yang kapan saja bisa berubah menjadi banjir air mata. Ada rapuh yang tersembunyi di balik senyum. Aku hanya ingin bahagia, tapi entahlah hati selalu memberontak. Aku mulai lupa waktu karena segala kesibukan yang memadati hari-hariku. Tapi kala malam datang, ketika raga seharusnya beristirahat ada kesepian seketika menghampiriku, mengajakku bercengkerama, mengundang bulir air mata untuk datang menemani.

Senin, 24 Maret 2014

DUA STATUS YANG MEMBUKTIKAN KECINTAANKU PADA BUKU

Selamat siang. Selamat hari senin. Hari senin identik memulai pekerjaan setelah berlibur menikmati akhir pekan. Tapi hari ini saya kebetulan tidak ada kerjaan, akhirnya memutuskan untuk blog walking. Dan, taraaaa ternyata Pakde Cholik lagi ngadain giveaway. Temanya seru, segera saya mengobrak-abrik timeline facebook saya, mencari-cari status apa yang pantas saya ikutkan dalam giveaway ini. Dari kegiatan ini, ternyata saya justru bernostalgia. Teringat kembali segala kenangan yang sempat terlupakan. Melihat kelakukan-kelakuan saya yang masih bocah, terlihat status-status lucu yang bisa membuat saya terpingkal-pingkal. Tahun demi tahun saya mengalami perubahan, hal ini terlihat dari status saya. Dapat disimpulkan bahwa status facebook menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang. jadi bagi anda yang sudah merasa dewasa, harap berhati-hati dalam menulis status, bisa jadi nanti dikira bocah lagi, hehe.

Setelah lelah mengobrak-abrik, dan saya sudah menemukan beberapa status yang menarik. Tapi sayang sekali hanya dua status yang perlu dikutip, bingung harus pilih status yang mana. Saya memutuskan  dua status ini harus berkorelasi supaya bisa menjadi artikel yang lebih menarik. Dan taraaaa inilah dua status yang saya pilih, ternyata justru status di tahun 20014, padahal udah berantakin status sampe tahun 2009. Begitulah wanita, sama halnya ketika berbelanja, tertarik dengan barang yang pertama kali dilihat, tetapi harus melihat-lihat yang lain dulu, walau pada akhirnya kembali pada barang pertama, haha.

Minggu, 16 Maret 2014

H A (T) I



Ada yang diam-diam menyapa. Hai hati. Dalam hening kau bisikkan harapan, menjelma menjadi kenangan. Kenangan-kenangan baru yang terus kau ciptakan dengan berbagai cara indah.

Ada yang tiba-tiba datang, lalu mengetuk. Mengutuk setiap apa saja yang menghalang. "Hai hati", kau menyapa dengan lembut. Lalu kau bertanya, "adakah tempat untukku sianggah?".

SEPASANG SEPATU


Kita ibarat sepasang sepatu. Kita tak akan mampu berjalan beriringan, salah satu harus lebih dulu melangkah, kemudian yang lain mengikuti langkahnya, mengimbangi supaya seimbang beridiri. Ada saatnya kau di depan, sedang aku di belakang selalu mendukungmu. Sesekali aku melangkah lebih dulu, dan kau pun mengikuti sembari melindungi.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kita harus terpisah untuk dapat bebas melangkah. Menciptakan langkah yang berbeda, meninggalkan jejak yang tak sama. Namum pada akhirnya kita mencapai satu tujuan yang sama.

Selasa, 11 Maret 2014

RENUNGAN USIA



Baru saja mendapat kabar ada sanak saudara meninggal dunia. Belum genap 40 hari suaminya meninggal dunia, kini istrinya harus pergi juga. Melihat usianya, mereka belum tergolong tua. Tapi siapakah yang tahu batas usia seseorang ? Anak-anak mereka masih kecil, belum ada satupun yang sudah menyelesaikan pendidikan. Semoga yang ditinggalkan mendapat ketabahan serta kemudahan, aamiin.

Belum lama juga mendapat kabar bahwa tetangga sekaligus teman saya meninggal dunia. Usianya masih sangat muda, selisih dua tahun di atas saya. Siapa yang menduga kematian akan datang secepat itu ? Tak ada yang pernah menduga. Dua minggu sebelum kepergiannya, ia dikabarkan terserang penyakit leukimia. Ia adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit besar di kota saya, tentu saja ia selalu merawat kesehatannya sendiri. Siapa yang pernah menduga penyakit menyeramkan ini akan datang ?

TERSENYUMLAH !


Tersenyumlah !

Tersenyum adalah kegiatan paling mudah yang dapat kita lakukan, akan tetapi ada banyak efek baik yang ditimbulkannya. Wajah yang senantiasa dihiasi oleh senyuman akan terlihat lebih menentramkan. Berbeda halnya dengan wajah yang selalu muram, ia terlihat semakin suram. Tersenyum adalah satu kata yang begitu berarti. Dengan tersenyum, semua kesedihan seketika hilang. Dengan tersenyum, semua derita seketika pergi. Dengan tersenyum, semua benci seketika sirna. Tersenyum, sederhana, namun istimewa.

Sabtu, 01 Maret 2014

CINTA MULIA


Cinta adalah perasaan yang sudah sewajarnya dimiliki oleh setiap insan. Hanya saja ada perbedaan bagaimana menanggapi perasaan cinta tersebut. Banyak orang menunjukkan rasa cintanya dengan perkataan-perkataan belaka, sebagian yang lain membuktikannya dengan perhatian, dan sebagian lagi lebih memilih diam memendam perasaannya tanpa orang lain perlu tahu.

Entahlah kau termasuk dalam kategori yang mana. Jika aku harus memilih maka aku memilih menunjukkan rasa cintaku dengan perkataan-perkataan, perkataan yang kulontarkan kepada Tuhan. Kuucapkan pada setiap doa, kujaga dalam setiap sujud, dan kuikrarkan pada hatiku sendiri.

Selasa, 25 Februari 2014

BERBICARA TENTANG WAKTU


Waktu tak pernah tidur. Jarum bergerak selangkah demi selangkah. Sesekali berjalan lambat, seperti terseok langkahnya. Seringkali berlari, seolah sedang berkejaran. Lelah bukanlah tabiatnya. Istirahat tak ada dalam kamus hidupnya. Terpejam pun nampaknya enggan.


Waktu tak pernah berbohong. Mulutnya tak bisa sekalipun bungkam. Meracau adalah hobinya. Tak lelah berbicara pada siapa saja yang ditemui. Berteriak pada batu-batu yang hanya mematung. Mencaci ujung-ujung jalan yang hanya menjadi saksi bisu. Kata selalu bisa dimaknai pada setiap detaknya, tanpa perlu terucap.

Minggu, 23 Februari 2014

RINDU-MERINDU


 
Jemari rindu menari
menggerakkan lengan nan gemulai
menciptakan kreasi dan kolaborasi.

Mata merindukan basah
membanjiri sudut-sudut wajah
lamat-lamat jiwa mulai resah
sesekali mencibir tawa yang memecah.

Sabtu, 01 Februari 2014

HUJAN, HATI, DAN MIMPI



Hujan berbisik menyampaikan suara hati.

Hatiku terlalu berisik, menelisik setiap kehampaan. Tak ada lagi nada yang mampu mengubahnya menjadi irama, bahkan hujan pun hanya mampu memaki tanpa kuusik.

Hujan turun malam ini, memecah keheningan malam. Beradu dengan suara hati yang belum mampu terungkap.

Kamis, 30 Januari 2014

AKU INGIN BERCERITA

 

Aku ingin bercerita tentang malam. Angin menerpa kalbu yang mulai mengering, menerbangkan serpihan-serpihannya. Gelap membekukan hampa yang berlama-lama singgah. Setitik cahaya tiba-tiba menjelma menjadi sosok yang menawan, setia menemani hingga hari berganti.


Aku ingin bercerita tentang fajar. Tetesan embun adalah sosok yang dingin, hanya mematung pada ujung daun, menatap tanpa berkomentar. Kelopak bunga enggan mekar meringkuk kedinginan. Gagahnya mentari tiba-tiba hadir meleburkan segala sejuk yang semakin menusuk.

KEMANAKAH MENTARI ?


Aku merindukan mentari
lama sekali ia tak menampakkan diri
memilih bersembunyi.

Aku merindukan panas
ia menjelma menjadi lembab
membiarkan baju-baju tergantung lebih lama
menunggu antrian untuk kering.

Minggu, 26 Januari 2014

HANYALAH AKU


Aku hanyalah kepingan kenangan 
yang terpisah jauh dari angan-angan masa depan.

Aku hanyalah sepucuk surat merah jambu 
yang telah kau terima lalu kau buang begitu saja.

Aku hanyalah rangkaian melodi yang pernah kau nyanyikan, 
dan tak akan kau ulang lagi.

Rabu, 22 Januari 2014

LEKAS SEMBUH


Kau tergolek lemah di sana
jarum suntik telah melukai lenganmu
selang infus menganggu tidur lelapmu.

Kulihat ada bercak merah pada kulitmu
nampaknya ada nyamuk nakal yang menggigit
meninggalkan jejak-jejaknya
membiarkanmu terkulai tak berdaya.

Senin, 20 Januari 2014

MAKHLUK SOSIAL



Berbaik hatilah kepada mereka yang telah berbaik hati kepadamu. Tak perlu membalas setiap hal yang telah mereka beri, karena yang mereka miliki tak sama dengan kepunyaanmu. Tak perlu merasa sama dengan mereka, karena kemampuanmu jelas berbeda dengan kemampuan mereka. Tak perlu mengerti setiap hal yang mereka ketahui, karena  merekalah yang akan mengajarimu supaya kamu mengerti.
Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Apalah gunanya IPK tinggi, jika kau tak mengetahui bagaimana cara bergaul dengan orang lain. Apalah gunanya pandai dalam ilmu pengetahuan, jika kau tak kompeten dalam ilmu sosial. Apalah gunanya dirimu merasa teramat berharga, jika kau tak mampu menghargai orang lain.

Sabtu, 18 Januari 2014

TENTANG RINDU


Udara memasaikan dingin, keheningan bermain-main di anak rambutku.
Angin menyelinap masuk, membawa sunyi menembus kalbu.

Ada yang tercecer di jalan ini, seperti kenangan, seperti harum parfummu yang menguar - menguasai hidungku.
Aku mengenalinya, umpama mengenal seribu wajah yang sesekali tersenyum lalu tertunduk murung di trotoar, di bawah lampu jalan, di balik etalase toko - menawarkan mimpi.
Dan seketika itu aku merasakan rindu itu teramat dekat dengan tubuhku.

Rabu, 15 Januari 2014

BELAJAR DARI CINTA YANG TAK TERBALAS



"Mesksipun nanti di puncak kau tak bersama denganku, tetapi aku akan selalu menemanimu menuju puncak".


Aku tak peduli sudah beberapa kali kau labuhkan hatimu pada lelaki selain aku. Aku tak peduli kau pernah bercerita tentang kisah lelaki yang kau cintai. Aku tak peduli kau pernah bergandengan tangan dengan lelaki itu di hadapanku. Aku tak peduli nantinya kau akan bersanding dengan siapa. Aku tak peduli kau mencintaiku ataupun tidak, yang aku tahu aku begitu mencintaimu kini, entah sampai batas waktu yang tak ingin kuakhiri.

Selasa, 14 Januari 2014

AKHIR BAHAGIA



Aku tertatih, melewati jalan terjal bebatuan. Aku terseok, melewati setapak sempit yang penuh dengan ilalang. Terluka oleh duri, tersengat serangga, bahkan bebatuan menggores luka pada lututku. Aku sudah biasa bertegur sapa dengan luka. Biarkan aku bertahan di jalan ini, meski sakit yang selalu kutemui, tenang saja aku selalu menemukan penawar luka.


Aku menatap hamparan padang pasir, terlalu kering. Tak akan kutemukan air di sini, hanya terik yang kurasa. Panasnya semakin menyayat kulit, membuka pori-pori yang mulai terasa perih. Duri-duri kaktus menyapa telapak kaki yang masih halus. Debu berhamburan menyerbu muka yang nampak berseri. Angin berhembus menyentuh relung yang mulai berapi, selalu ada kesejukan di balik panasnya suasana.

Minggu, 12 Januari 2014

RUMIT


Entah aku tak mengerti dengan apa yang kurasa. Andaikan ada translator isi hati, minta tolong artikan isi hatiku. Hati selalu saja rumit, bahkan si empunya pun tak mampu menaklukannya. Jadi janganlah sok tahu dengan isi hati orang lain.

Ada benang-benang tercecer di sana, dan aku tak mampu merapikannya, sudah terlalu ruwet nampaknya. Menatapnya pun enggan, bagaimana mungkin aku akan memintalnya. Ah biarkan saja berserakan selamanya, batinku. Sampai kapan akan kau biarkan semua itu berserakan tak karuan, sebagian batinku yang lain mengelak. Bahkan batinku berdebat sendiri. Rumit.

Rabu, 08 Januari 2014

MERACAU #1

 
Kali ini aku membenci malam, karena ia berhasil menumbuhkan bunga yang sudah layu - tak lagi layak hidup. Aroma tanah pun tercium, hujan menyuburkan kembali tandus. Terlihat ada sorot lampu menyilaukan, menampakkan indah kelopak bunga. Akar-akarnya semakin kuat menopang. Ah semakin tumbuh subur rupanya.

Angin membawa kembali aroma parfummu yang sudah kuhilangkan dengan susah payah, aroma parfum yang selalu menempel pada selendang yang kukenakan - ketika jumpa denganmu. Dari dulu air tak pernah bisa menghilangkan noda yang kau tinggalkan, disiram berkali-kali pun masih jelas terlihat noda yang sama. Sepasang sepatu masih terpampang pada rak sepatu, selalu kubiarkan pada posisi yang sama - ada bekas lumpur di sana, tak pernah kucoba untuk membersihkannya. Biarlah aku tetap mengingat setiap bercak yang kau ciptakan, tetapi heran juga mengapa aku begitu menikmati, meski tahu hanya kotor yang kupandang.

Selasa, 07 Januari 2014

TENTANG KENANGAN


 Ada tawa terekam jelas, terlihat bocah bebas berlarian, membawa seikat bunga impian nan cantik.
Ada tangis sesekali terlintas, tampak sosok wanita menangis, menggenggam harapan kosong.

Kusimpan baik-baik semua memori, dalam peti berhiaskan angan.
Kupendam perlahan semua mimpi, dalam tanah beralaskan harapan.

Sabtu, 04 Januari 2014

TENTANG LUKA


Langit menghitam, meleburkan tawa menjadi kelam.

Janganlah dulu menangis, aku tak sanggup mengusap air matamu. 
Jemariku sedang terluka, tergores perih masa lalu.

Lukaku masih lebar menganga, 
bagaimana mungkin aku mampu mengobati lukamu.
Aku terlalu sibuk menyembuhkan lukaku sendiri.

Jumat, 03 Januari 2014

LORONG MISTERI



Aku ingin bercerita;
tentang lorong yang setiap hari kulewati
tentang jalan yang setiap waktu kujajaki
tentang puncak yang selalu ingin kudaki.

Rabu, 01 Januari 2014

PESTA KEMBANG API



SURAT-SURAT HUJAN



Apakah hujan ini pertanda tangisan langit?

Hujan selalu meninggalkan sisa air mata, yang pada akhirnya selalu dibiarkan mengering dengan sendirinya.

Perempuan itu mengetupkan matanya. Merasakan betapa hujan senantiasa hinggap sebagai gigil di dada. Di tangannya sepucuk surat rindu tak pernah habis terbaca. Apakah, apakah yang lebih luka dari penantian sia-sia?