Diam – diam aku bersembunyi di balik
jendela kamarku. Malu – malu menyapa mentari yang mulai menampakkan diri.
Menikmati hangatnya sinar, yang perlahan berubah menjadi terik yang menyengat.
Lantas aku menanti kapan mentari akan tenggelam, membawa pergi panasnya yang
menyiksa. Hidupku beku, hanya dipenuhi oleh penantian – penantian yang tak
kunjung melebur.