Kamis, 30 Januari 2014

AKU INGIN BERCERITA

 

Aku ingin bercerita tentang malam. Angin menerpa kalbu yang mulai mengering, menerbangkan serpihan-serpihannya. Gelap membekukan hampa yang berlama-lama singgah. Setitik cahaya tiba-tiba menjelma menjadi sosok yang menawan, setia menemani hingga hari berganti.


Aku ingin bercerita tentang fajar. Tetesan embun adalah sosok yang dingin, hanya mematung pada ujung daun, menatap tanpa berkomentar. Kelopak bunga enggan mekar meringkuk kedinginan. Gagahnya mentari tiba-tiba hadir meleburkan segala sejuk yang semakin menusuk.

KEMANAKAH MENTARI ?


Aku merindukan mentari
lama sekali ia tak menampakkan diri
memilih bersembunyi.

Aku merindukan panas
ia menjelma menjadi lembab
membiarkan baju-baju tergantung lebih lama
menunggu antrian untuk kering.

Minggu, 26 Januari 2014

HANYALAH AKU


Aku hanyalah kepingan kenangan 
yang terpisah jauh dari angan-angan masa depan.

Aku hanyalah sepucuk surat merah jambu 
yang telah kau terima lalu kau buang begitu saja.

Aku hanyalah rangkaian melodi yang pernah kau nyanyikan, 
dan tak akan kau ulang lagi.

Rabu, 22 Januari 2014

LEKAS SEMBUH


Kau tergolek lemah di sana
jarum suntik telah melukai lenganmu
selang infus menganggu tidur lelapmu.

Kulihat ada bercak merah pada kulitmu
nampaknya ada nyamuk nakal yang menggigit
meninggalkan jejak-jejaknya
membiarkanmu terkulai tak berdaya.

Senin, 20 Januari 2014

MAKHLUK SOSIAL



Berbaik hatilah kepada mereka yang telah berbaik hati kepadamu. Tak perlu membalas setiap hal yang telah mereka beri, karena yang mereka miliki tak sama dengan kepunyaanmu. Tak perlu merasa sama dengan mereka, karena kemampuanmu jelas berbeda dengan kemampuan mereka. Tak perlu mengerti setiap hal yang mereka ketahui, karena  merekalah yang akan mengajarimu supaya kamu mengerti.
Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Apalah gunanya IPK tinggi, jika kau tak mengetahui bagaimana cara bergaul dengan orang lain. Apalah gunanya pandai dalam ilmu pengetahuan, jika kau tak kompeten dalam ilmu sosial. Apalah gunanya dirimu merasa teramat berharga, jika kau tak mampu menghargai orang lain.

Sabtu, 18 Januari 2014

TENTANG RINDU


Udara memasaikan dingin, keheningan bermain-main di anak rambutku.
Angin menyelinap masuk, membawa sunyi menembus kalbu.

Ada yang tercecer di jalan ini, seperti kenangan, seperti harum parfummu yang menguar - menguasai hidungku.
Aku mengenalinya, umpama mengenal seribu wajah yang sesekali tersenyum lalu tertunduk murung di trotoar, di bawah lampu jalan, di balik etalase toko - menawarkan mimpi.
Dan seketika itu aku merasakan rindu itu teramat dekat dengan tubuhku.

Rabu, 15 Januari 2014

BELAJAR DARI CINTA YANG TAK TERBALAS



"Mesksipun nanti di puncak kau tak bersama denganku, tetapi aku akan selalu menemanimu menuju puncak".


Aku tak peduli sudah beberapa kali kau labuhkan hatimu pada lelaki selain aku. Aku tak peduli kau pernah bercerita tentang kisah lelaki yang kau cintai. Aku tak peduli kau pernah bergandengan tangan dengan lelaki itu di hadapanku. Aku tak peduli nantinya kau akan bersanding dengan siapa. Aku tak peduli kau mencintaiku ataupun tidak, yang aku tahu aku begitu mencintaimu kini, entah sampai batas waktu yang tak ingin kuakhiri.

Selasa, 14 Januari 2014

AKHIR BAHAGIA



Aku tertatih, melewati jalan terjal bebatuan. Aku terseok, melewati setapak sempit yang penuh dengan ilalang. Terluka oleh duri, tersengat serangga, bahkan bebatuan menggores luka pada lututku. Aku sudah biasa bertegur sapa dengan luka. Biarkan aku bertahan di jalan ini, meski sakit yang selalu kutemui, tenang saja aku selalu menemukan penawar luka.


Aku menatap hamparan padang pasir, terlalu kering. Tak akan kutemukan air di sini, hanya terik yang kurasa. Panasnya semakin menyayat kulit, membuka pori-pori yang mulai terasa perih. Duri-duri kaktus menyapa telapak kaki yang masih halus. Debu berhamburan menyerbu muka yang nampak berseri. Angin berhembus menyentuh relung yang mulai berapi, selalu ada kesejukan di balik panasnya suasana.

Minggu, 12 Januari 2014

RUMIT


Entah aku tak mengerti dengan apa yang kurasa. Andaikan ada translator isi hati, minta tolong artikan isi hatiku. Hati selalu saja rumit, bahkan si empunya pun tak mampu menaklukannya. Jadi janganlah sok tahu dengan isi hati orang lain.

Ada benang-benang tercecer di sana, dan aku tak mampu merapikannya, sudah terlalu ruwet nampaknya. Menatapnya pun enggan, bagaimana mungkin aku akan memintalnya. Ah biarkan saja berserakan selamanya, batinku. Sampai kapan akan kau biarkan semua itu berserakan tak karuan, sebagian batinku yang lain mengelak. Bahkan batinku berdebat sendiri. Rumit.

Rabu, 08 Januari 2014

MERACAU #1

 
Kali ini aku membenci malam, karena ia berhasil menumbuhkan bunga yang sudah layu - tak lagi layak hidup. Aroma tanah pun tercium, hujan menyuburkan kembali tandus. Terlihat ada sorot lampu menyilaukan, menampakkan indah kelopak bunga. Akar-akarnya semakin kuat menopang. Ah semakin tumbuh subur rupanya.

Angin membawa kembali aroma parfummu yang sudah kuhilangkan dengan susah payah, aroma parfum yang selalu menempel pada selendang yang kukenakan - ketika jumpa denganmu. Dari dulu air tak pernah bisa menghilangkan noda yang kau tinggalkan, disiram berkali-kali pun masih jelas terlihat noda yang sama. Sepasang sepatu masih terpampang pada rak sepatu, selalu kubiarkan pada posisi yang sama - ada bekas lumpur di sana, tak pernah kucoba untuk membersihkannya. Biarlah aku tetap mengingat setiap bercak yang kau ciptakan, tetapi heran juga mengapa aku begitu menikmati, meski tahu hanya kotor yang kupandang.

Selasa, 07 Januari 2014

TENTANG KENANGAN


 Ada tawa terekam jelas, terlihat bocah bebas berlarian, membawa seikat bunga impian nan cantik.
Ada tangis sesekali terlintas, tampak sosok wanita menangis, menggenggam harapan kosong.

Kusimpan baik-baik semua memori, dalam peti berhiaskan angan.
Kupendam perlahan semua mimpi, dalam tanah beralaskan harapan.

Sabtu, 04 Januari 2014

TENTANG LUKA


Langit menghitam, meleburkan tawa menjadi kelam.

Janganlah dulu menangis, aku tak sanggup mengusap air matamu. 
Jemariku sedang terluka, tergores perih masa lalu.

Lukaku masih lebar menganga, 
bagaimana mungkin aku mampu mengobati lukamu.
Aku terlalu sibuk menyembuhkan lukaku sendiri.

Jumat, 03 Januari 2014

LORONG MISTERI



Aku ingin bercerita;
tentang lorong yang setiap hari kulewati
tentang jalan yang setiap waktu kujajaki
tentang puncak yang selalu ingin kudaki.

Rabu, 01 Januari 2014

PESTA KEMBANG API



SURAT-SURAT HUJAN



Apakah hujan ini pertanda tangisan langit?

Hujan selalu meninggalkan sisa air mata, yang pada akhirnya selalu dibiarkan mengering dengan sendirinya.

Perempuan itu mengetupkan matanya. Merasakan betapa hujan senantiasa hinggap sebagai gigil di dada. Di tangannya sepucuk surat rindu tak pernah habis terbaca. Apakah, apakah yang lebih luka dari penantian sia-sia?