Selasa, 14 Januari 2014

AKHIR BAHAGIA



Aku tertatih, melewati jalan terjal bebatuan. Aku terseok, melewati setapak sempit yang penuh dengan ilalang. Terluka oleh duri, tersengat serangga, bahkan bebatuan menggores luka pada lututku. Aku sudah biasa bertegur sapa dengan luka. Biarkan aku bertahan di jalan ini, meski sakit yang selalu kutemui, tenang saja aku selalu menemukan penawar luka.


Aku menatap hamparan padang pasir, terlalu kering. Tak akan kutemukan air di sini, hanya terik yang kurasa. Panasnya semakin menyayat kulit, membuka pori-pori yang mulai terasa perih. Duri-duri kaktus menyapa telapak kaki yang masih halus. Debu berhamburan menyerbu muka yang nampak berseri. Angin berhembus menyentuh relung yang mulai berapi, selalu ada kesejukan di balik panasnya suasana.