Minggu, 12 Januari 2014

RUMIT


Entah aku tak mengerti dengan apa yang kurasa. Andaikan ada translator isi hati, minta tolong artikan isi hatiku. Hati selalu saja rumit, bahkan si empunya pun tak mampu menaklukannya. Jadi janganlah sok tahu dengan isi hati orang lain.

Ada benang-benang tercecer di sana, dan aku tak mampu merapikannya, sudah terlalu ruwet nampaknya. Menatapnya pun enggan, bagaimana mungkin aku akan memintalnya. Ah biarkan saja berserakan selamanya, batinku. Sampai kapan akan kau biarkan semua itu berserakan tak karuan, sebagian batinku yang lain mengelak. Bahkan batinku berdebat sendiri. Rumit.