Minggu, 16 Maret 2014

SEPASANG SEPATU


Kita ibarat sepasang sepatu. Kita tak akan mampu berjalan beriringan, salah satu harus lebih dulu melangkah, kemudian yang lain mengikuti langkahnya, mengimbangi supaya seimbang beridiri. Ada saatnya kau di depan, sedang aku di belakang selalu mendukungmu. Sesekali aku melangkah lebih dulu, dan kau pun mengikuti sembari melindungi.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kita harus terpisah untuk dapat bebas melangkah. Menciptakan langkah yang berbeda, meninggalkan jejak yang tak sama. Namum pada akhirnya kita mencapai satu tujuan yang sama.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kita tak selamanya bersama. Kau punya jalan hidup sendiri. Begitu pun denganku, ada jalan berbeda yang harus kulalui. Jika kaki mulai lelah, maka beristirahatlah. Kita duduk berdampingan, mematung melepas rindu, mengutuk waktu yang selalu menciptakan rencana baru.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kita adalah satu kesatuan. Tak dapat dipisahkan antara kau dan aku. Jika ada keterpisahan, maka kau dan aku tak lagi ada arti.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kau dan aku memiliki peran yang sama penting. Sama-sama bertugas merekam jejak, mengukir kisah, dan menggapai impian. Meski langkah yang tercipta jelas berbeda, namun puncak yang kita tuju selalu sama.

Kita ibarat sepasang sepatu. Kita bisa bersama, namun tak bisa bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar