Dulu, aku selalu menjagamu
melindungimu dari teriknya mentari
menghangatkanmu dari dinginnya malam
mendamaikanmu dari kebisingan suara hatimu sendiri.
Dulu, aku selalu memujamu
mendambamu seperti kaulah segalanya
menjadikanmu satu-satunya yang berarti
menantimu di setiap jeda waktuku yang tersisa.
Kini, kau mulai melangkah pergi
menjauh dari setiap cerita yang pernah kita torehkan
melupakan setiap syair yang selalu ingin kita nyanyikan
meninggalkan setiap kenangan yang sempat kita ciptakan.
Kini, aku pun mulai melepaskan
membuka genggam tanganku yang dulu terlalu erat
menghapus setiap jejak langkah yang seringkali mengikutiku
membuang setiap bayang-bayang yang beberapa kali hinggap.
Aku sudah sepenuhnya memaafkanmu. Allah Maha Pemaaf, apalagi hambanya, selalu ada pintu maaf yang terbuka. Mungkin kemarin aku belum bisa memaafkanmu, tapi kini semuanya sudah berubah. Waktu yang telah mengetuk pintu maafku, hingga akhirnya aku bisa membukanya dengan lebar.
Aku hanya butuh waktu untuk bisa mengubah segalanya. Aku hanya butuh waktu untuk menyembuhkan lukaku. Aku membiarkan luka itu mengering dengan sendirinya.
Biarlah waktu menuntunmu melewati kegelapan. Luka dapat menyembuhkan dirinya sendiri asal kau memberinya jalan - Milana (Bernard Batubara)
Terima kasih untuk setiap pelajaran yang telah kau beri. Terima kasih telah mengubahku menjadi sosok yang begitu kuat. Karena semakin sering batu diterpa ombak, ia akan menjadi semakin kuat. Terima kasih untuk semua kebahagiaan yang sempat hadir.
Sesakit apapun pengalaman yang pernah kita peroleh, jadikanlah ia sebagai pelajaran hidupmu (Dina, Oktober 2013).
terbaca..
BalasHapus#edisikepo :D
kepo detected :D
BalasHapus