Aku ibarat kaca
aku dilempar
hingga retak
aku dijatuhkan lalu diinjak-injak
hingga aku hancur
dan berserak.
Aku ibarat bunga
kelopakku yang indah diambilnya satu persatu
dibuangnya di bawah inangku
aku terpisah oleh sebagian tubuhku yang lain
aku masih bisa melihat bagian itu
bahkan ia ada di dekatku
namun aku hanya bisa menatapnya
kami tak bisa bersatu lagi
lambat laun tubuhku yang tak sempurna ini
pun akan mati.
Aku ibarat kertas
kau senang sekali meremasnya
kau lipat aku menjadi gulungan yang begitu buruk
lalu kau sobek-sobek
dan kau terbangkan serpihan tubuhku
bersama angin.
Kau ibarat api
kau membakar apa saja yang ada di dekatmu
termasuk aku
aku yang kau bakar habis
namun masih kau sisakan sebagian
sebagian rasa sakit
yang tak bisa ikut kau lenyapkan
Kau ibarat ombak
kau hanyutkan aku
tapi entah mengapa
kau tak membawa pergi kenangan ini
kenangan manis
yang makin lama berubah menjadi pahit
Kau telah hancurkan aku
menjadi serpihan-serpihan rasa sakit
menjadi puing-puing kesedihan
menjadi bayang-bayang masa lalu kelam
Aku tersentuh sekali membaca tulisan mbak Dina ini. Semua orang pasti memiliki saat yang paling hancur pada dirinya. Begitupun aku mbak. Tapi, kita harus selalu yakin dan bisa bangkit dari kehancuran itu. Kalau aku misalnya aku galau, aku pasti menuangkannya dalam tulisan. Mau marah ataupun sedih. Pasti, ada kenyaman setelah menuliskan berbagai macam kejadian itu. Setelahnya, kalau sudah normal, pasti ketawa sendiri waktu baca tulisan itu >.< hihihi ~
BalasHapusYang penting positif thinking dan mau maju meninggalkan kehancuran itu mbak :D Ayo, bangkit :D
Aku setuju mbak, menuliskan apa yg kita rasa bisa membuat perasaan legaaaa :)
HapusMungkin banyak tulisanku yg berbau galau, tp sebenarnya hanya ingin membuat perasaan sedikit lega :D
Orang yg hebat adalah orang yang mampu bangkit setelah kehancuran menerpanya :)
terbaca..
BalasHapus#edisikepo :D
miss kepo !
Hapus