Rabu, 15 Maret 2017

MALAM


Malam
Aku seperti berjalan di tengah lampu temaram.
Tak ada cahaya yang ada hanyalah awam
Aku seperti terluka, meraung-raung kesakitan karena lebam
Tak ada pelukan yang ada hanyalah suram



Aku merintih kesakitan, meringis menahan perih
Tak adakah pundak yang bisa kupinjam untuk bersandar ?
Tak adakah tangan yang bisa kusewa untuk menyekap air mata ?
Tak adakah bibir yang bisa menyamar untuk berkata lembut menenangkan ?

Aku hanya butuh kebahagiaan sesaat
Karena yang selamanya tak akan pernah ada
Aku hanya butuh sebentar saja jemarimu untuk bisa kugenggam
Karena kerasnya jemarimu hanya akan menarikku
Aku hanya butuh matamu sebentar saja untuk bisa kulihat pelangi
Karena merah matamu menampakkan sirat amarah

Tak bisakah bulan dan matahari bertemu ?
Agar malam tak selamanya kelam
Bulan selalu merindukan matahari, pun sebaliknya
Tapi apa daya mereka tak mampu berjalan beriringan
Sehingga bulan hanya meratapi setiap malamnya

Lalu apalagi yang kau caci ?
Tak ada yang perlu kau maki
Takdir lah yang sudah menuliskan kisahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar