Selasa, 27 Oktober 2015

BIARKAN AKU MENANGIS



Biarkan aku menangis, aku hanya butuh jemarimu untuk mengusapnya. Biarkan aku menyendiri, tapi jangan tinggalkan aku. Temani aku dalam diammu, sebut aku dalam setiap doamu.

Aku semakin takut dengan perasaan ini, karena semakin hari perasaan ini semakin berkembang. Entah ada berapa tetes air mata yang mengalir. Perasaan ini masih sama, aku begitu menyayangimu,


Sayang, maafkan aku kadang menjadi sosok yang teramat sangat menyebalkan. Sungguh aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Aku selalu mendoakan semoga Allah senantiasa memudahkan jalanmu, mempersatukan kita dalam kebersamaan abadi.

Sayang, jangan pernah bosan menghadapi segala keluh kesahku. Kamulah pada akhirnya tempat yang aku tuju. Rindu adalah hal yang kuhadapi setiap hari, dan hanya doa yang mampu mengobati segalanya. 

Sayang, jangan lelah jika esok melihatku sering menangis. Begitulah caraku untuk mengungkapkan segalanya. Biarkan mataku basah, seketika hati merasa sejuk.

Sayang, hatiku terlalu rapuh. Katakan hal-hal lembut kepadaku, bimbinglah aku. Kamulah yang nanti akan menjadi nahkoda dalam bahtera rumah tangga. Ingatkan aku jika salah. Bantu aku jika langkahku mulai terseok. Mari berjalan bersama, semua akan terasa mudah jika kita lakukan bersama.

Ada banyak cita-cita seketika hilang, laksana terbang bersama angin. Ada banyak impian seketika terpendam, Sayang, kini cita-citaku hanyalah satu, menjadi bagian dari cita-citamu.

1 komentar: