SEBATAS JANJI

Ada banyak janji yang kau tebar
ada banyak pula yang berubah menjadi ingkar
tak seharusnya kau menebar, apalagi mengumbar
lantas kau pergi tanpa bersalah, seolah semua terasa hambar.

Aku teringat akan janji-janji yang pernah kau ucap. Aku masih terngiang akan janji-janji yang sempat kau rencanakan. Aku benar-benar menyimpan rapi semua janji yang telah kau berikan. Teramat sulit bagiku untuk merobohkan segala janjimu yang telah aku susun dengan rapi.

Waktu semakin bergulir, begitupun dengan janji-janji yang perlahan kau tinggalkan. Mungkin satu dua janji mulai kau lupakan. Perlahan semua janji yang pernah ada akan berganti dengan kepergian, kepergianmu yang seutuhnya. Kau pergi dengan semua janji yang tak pernah terpenuhi. Kau pergi bersama janji yang sebelumnya hanya menggantung pada atap kamar. Itulah yang sebenarnya kuharapkan, saat kau pergi kau bisa membawa semua janji yang sudah terlanjur terlontar. Biarkan aku lupa, tak terbayang-bayang akan semua janji, karena kutahu semua janji itu hanyalah sebatas janji.

Suatu hari aku berteriak mengingatkanmu akan janji-janji yang belum kau tepati, tapi kau hanya melangkah pergi. Seolah kau mulai tak sanggup menatapku. Aku hanya menyimpan sisa janji yang kau tinggalkan. Aku tak pernah berusaha menghapusnya, apalagi menagihmu untuk menepatinya, tak akan kulakukan itu.

Angin sudah berusaha menerbangkannya

hujan perlahan mulai menyapunya

bahkan debur ombak akan menghanyutkannya

namun aku masih saja memegang janji-janji itu.

Terlalu erat genggamanku

menggenggam segala yang hanya sebatas janji.