Aku hanya terdiam
menikmati irama hujan
yang rintik demi rintiknya menghadirkan kesejukan.
Irama rintik yang beradu begitu lembut
selembut sentuhan pada setiap aksara yang kutulis untukmu.
Aku merasa tenang kala bercengkerama bersama hujan
yang setiap rintiknya seolah bersimpatik padaku
bahkan setiap tetesnya menyentuh lembut perasaanku.
Pada hujan aku selalu menitipkan rindu
teruntuk engkau yang tak pernah kurasa hadirnya
namun entahlah
hujan selalu enggan menyampaikan setiap salam yang kutitipkan.
Kini aku tahu mengapa hujan enggan menyampaikan rinduku
ternyata kau terlalu membenci hujan
kau tak menyukai ketenangan
bahkan ia takut menyapamu
kau angkuh, katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar