Ada tawa terekam jelas, terlihat bocah bebas berlarian, membawa seikat bunga impian nan cantik.
Ada tangis sesekali terlintas, tampak sosok wanita menangis, menggenggam harapan kosong.
Kusimpan baik-baik semua memori, dalam peti berhiaskan angan.
Kupendam perlahan semua mimpi, dalam tanah beralaskan harapan.
Aku mencibir pada dinding yang selalu meledek - menjadi saksi setiap adegan.
Aku menegur persimpangan jalan yang selalu mengintai - menjadi tempatku singgah memadukan rindu.
Setiap tempat seolah bercerita, tentang kisah yang indah, tentang rindu yang berdendang merdu, tentang harapan yang selalu menawan. Dulu.
Kini. Setiap yang kujumpa mencaci, memaki rasa yang seketika hambar, menyalahkan tawa yang berubah menjadi duka.
Malam selalu setia menjaga. Memintal butir-butir kenangan, menyusunnya menjadi gelang peristiwa.
Namun pagi selalu saja ingin menggantikan. Menjelma menjadi sebuah perca menawan - penuh tantangan untuk dirapikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar