Aku ingin bercerita tentang malam. Angin menerpa kalbu yang mulai mengering, menerbangkan serpihan-serpihannya. Gelap membekukan hampa yang berlama-lama singgah. Setitik cahaya tiba-tiba menjelma menjadi sosok yang menawan, setia menemani hingga hari berganti.
Aku ingin bercerita tentang fajar. Tetesan embun adalah sosok yang dingin, hanya mematung pada ujung daun, menatap tanpa berkomentar. Kelopak bunga enggan mekar meringkuk kedinginan. Gagahnya mentari tiba-tiba hadir meleburkan segala sejuk yang semakin menusuk.
Aku ingin bercerita tentang siang. Panas membabi buta, membakar pohon-pohon yang mulai rapuh. Daun-daun bertengger, berpegang erat pada ujung dahan yang tersisa. Angin tiba-tiba hadir, mengubah terik menjadi sepoi.
Aku ingin bercerita tentang senja. Semburat jingga mewarnai langit sore. Mentari sudah berada di kaki langit. Mengintip sekeliling, adakah kamu di sana. Tersenyum sembari melambaikan tangan, tanda sebuah perpisahan telah tiba. Pertemuan yang sekejap mata, mampu membuka mata batinku yang mulai tertutup.
Aku ingin bercerita lagi tentang malam, yang lagi-lagi setia menemani hingga tahun berganti. Ada banyak puisi tercipta sembari menikmati detik-detik jarum jam yang terdengar di tengah sunyi. Ada banyak lamunan hadir kala pikiran mulai kalut akan hal-hal yang tak kunjung surut. Ada sketsa terlukis yang tak kubiarkan terkikis oleh hempasan angin.
Aku bahagia, ada banyak hal dapat kuceritakan. Aku bahagia, ada sepasang mata yang membaca setiap kisah yang kutorehkan. Aku bahagia, ada sepasang telinga yang selalu rindu mendengar cerita-cerita baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar