Ada yang diam-diam menyapa. Hai hati. Dalam hening kau bisikkan harapan, menjelma menjadi kenangan. Kenangan-kenangan baru yang terus kau ciptakan dengan berbagai cara indah.
Ada yang tiba-tiba datang, lalu mengetuk. Mengutuk setiap apa saja yang menghalang. "Hai hati", kau menyapa dengan lembut. Lalu kau bertanya, "adakah tempat untukku sianggah?".
Diam. Lagi-lagi ia lebih memilih diam, membiarkan semua tanya menggantung tanpa jawab. Terkadang ada banyak tanya yang tak perlu dijawab, biarkan waktu dengan sendirinya akan mempertemukan tanya-tanya pada jawaban-jawaban yang kau harap.
"Hai hati, dimanakah kau menyimpan kunci? Ijinkan aku masuk ke dalam ruangmu", begitu katamu. Sebenarnya ia tak pernah mengunci, namun ia menjaga. Menjaga apa-apa yang belum saatnya bebas singgah. Menahan apa-apa yang belum saatnya bebas berkeliaran.
Kau memang jagonya, lihai menyapa hati. Kau membangkitkan apa-apa yang pernah jatuh, menghadirkan apa-apa yang telah pergi, dan menggabungkan apa-apa yang hanya sekedar serpihan. Ia adalah sebuah ruang kecil yang sedang menata isi, supaya benar-benar layak untuk kau singgahi. Ia adalah ruang yang kapan saja bisa kau singgahi, hingga waktu benar-benar membuatmu siap untuk singgah selamanya.
adeu.. ada yang lagi terjebak di depan gerbang hati nih, :)
BalasHapusiya lg nunggu di gerbang hati mb, tp belum bisa masuk hehe
Hapus