Sudah 21 tahun, engkau menyayangiku.
Masih dengan kasih sayang yang sama, utuh, dan tak pernah berkurang sedikitpun.
Bahkan kasih sayangmu semakin hari justru semakin besar. Belaian lembut
jemarimu yang tak pernah lelah menyentuhku dengan penuh kasih sayang. Binar
matamu pun kurasakan ada kasih sayang yang menyala di sana.
Sudah 21 tahun, engkau menjagaku.
Menjagaku di tengah kejamnya malam, yang mungkin bagimu malam terasa lebih
panjang. Ketika malam semakin larut, kau selalu menyempatkan diri berkunjung ke
kamarku, memastikan aku sudah terlelap atau belum. Sesekali aku menyadari
engkau membenarkan posisi selimutku, engkau tak membiarkanku merasakan
dinginnya malam. Ketika suatu hari aku meninggalkan rumah, kau pun masih
menjagaku melalui doa – doa yang kau panjatkan.
Sudah 21 tahun, engkau memperhatikanku.
Bertanya setiap hal yang kulakukan di sekolah, walau sebenarnya kau tahu aku
anak yang tak pernah bermasalah di sekolah. Bertanya aku sudah makan atau
belum, walau kau hanya memasak makanan sederhana yang seringkali aku mengelak
untuk makan. Bertanya apa yang aku inginkan, walau tak semua yang kuinginkan
bisa kau penuhi. Bertanya mengapa aku bersedih, walau sebenarnya kau selalu
tahu apa yang terjadi padaku. Bahkan ketika aku tak memberitahumu, kau selalu
bisa mengerti apa yang kurasakan.
Sudah 21 tahun, engkau sudah memberikan
banyak hal. Memberi suntikan semangat yang tak henti – hentinya kau ucapkan.
Memberi sentuhan lembut yang selalu mendamaikan. Memberi kado istimewa di setiap
hari kelahiranku. Memberi pelajaran hidup yang menjadikanku seperti sekarang
ini. Tak bisa kusebutkan satu per satu
segala yang telah kau beri. Engkau memberi banyak hal, yang bahkan tak pernah
kuminta.
Ibu. Terima kasih untuk kasih sayang
yang begitu besar. Terima kasih untuk setiap peluh yang menetes hanya untuk
membuat anak – anakmu bahagia. Terima kasih untuk setiap doa yang kau
panjatkan. Terima kasih untuk segala kebahagiaan yan telah kau beri. Aku merasa
beruntung terlahir dari rahimmu, ibu.
Ibu. Maaf untuk beberapa kata yang
pernah kuabaikan. Maaf untuk tanya yang belum mampu kujawab. Maaf untuk harapan
– harapan yang belum mampu kuubah menjadi kenyataan. Maaf untuk kebohongan yang
pernah tercipta. Ketika aku berbohong, keesokan harinya aku selalu
memberitahumu. Karena selamanya aku tak mampu membohongimu, ibu.
Ibu.
Engkau
bagaikan sang surya yang memberi kehangatan.
Engkau
bagaikan embun yang menghadirkan kesejukan.
Engkau
bagaikan bulan yang bercahaya di tengah kegelapan.
Engkau
bagikan pelangi yang menampakkan keindahan.
Aku.
Aku
ibarat makhluk bumi yang senantiasa mengharap kehadrian sang surya.
Aku
ibarat daun yang tak ingin berpisah dengan kesejukan embun.
Aku
ibarat bintang yang tak ingin sendiri tanpa bulan di sampingnya.
Aku
ibarat langit yang ingin nampak sempurna karena pelangi.
Begitulah
aku yang tak berarti tanpamu, ibu.
Selamat hari ibu. Tak ada yang bisa
kuberi selain ucapan syukur dan untaian doa yang senantiasa kupanjatkan
untukmu, ibu.
Semoga ibu selalu diberi kesehatan dan kemuliaan. Sayangi dia dan bahagiakan dia. Jaga kesehatannya, jaga hatinya.
BalasHapusIngin membahagiakan ibu? Cepat nikah dan punya momongan, hanya itu kebahagiaan setiap orang tua.
aamiin. semoga aku selalu bs menjaganya.
BalasHapusdoakan semoga lekas didekatkan jodohnya :)