ANDAI INI ADALAH RAMADHAN TERAKHIR

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan penuh limpahan rahmat, bulan penuh ampunan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Banyak kebahagiaan datang dalam bulan ini. Banyak kenikmatan datang dalam bulan ini.

Kebahagiaan dan kenikmatan yang teramat sangat adalah bisa berkumpul bersama keluarga. Jarang sekali kami sekeluarga bisa berkumpul. Aku kuliah di Semarang, adik laki-laki sekolah di Jakarta, adik perempuan sekolah di Bogor, ayah bekerja di Jakarta, ibu tinggal di Pekalongan. Hanya di bulan ini kami sekeluarga dapat berkumpul, itu pun H-10 lebaran paling cepat bisa berkumpul semuanya. Tapi sungguh kebersamaan ini terasa sangat berarti.

Andai ini adalah Ramadhan terakhir, aku harus lulus S1, setidaknya aku ingin melihat kedua orangtuaku bahagia padaku. Itu impianku terdekat ini. Orang tua mana yang tidak bahagia melihat anaknya lulus kuliah, berfoto bersama saat wisuda. Oh betapa indahnya.

Andai ini adalah Ramadhan terakhir, hal yang sudah pasti akan kulakukan adalah memperbanyak ibadah. Jikalau kita sudah tahu kapan ajal akan tiba, pastilah kita akan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Jika ada orang bertanya, “kamu sudah siap mati?” Tentu saja jawabannya tidak. Karena aku tahu dosaku masih terlalu banyak, jadi sebisa mungkin aku berbuat kebaikan-kebaikan supaya pahalaku bertambah. Apalagi di bulan Ramadhan ini segala amal kebaikan pahalanya akan dilipatgandakan.

Tapi jujur saja, aku tak ingin ini menjadi Ramadhan terakhirku. Aku belum sempat membahagiakan kedua orangtuaku. Aku masih punya cita-cita ingin memberangkatkan haji kedua orangtuaku. Aku masih punya impian yang ingin kuraih, supaya ayah dan ibu bangga padaku. Aku tak akan mampu membalas segala hal yang telah mereka berikan padaku, aku hanya berusaha menjadi anak yang membanggakan mereka.

Ceria Ramadhan Bersama Gamazoe dan Dhenok Habibie